Sabtu, 02 Juli 2011

Efek Lahir Prematur Terasa Saat Dewasa

Bayi yang lahir di usia kurang dari 37 minggu biasanya disebut sebagai bayi lahir prematur. Saat lahir, bayi biasanya akan menjalani perawatan intensif untuk menguatkan kondisinya. Bila tak ada masalah, setelah itu bayi pun bisa tumbuh sehat dan normal seperti yang lain.
Namun, menurut para peneliti dari University of Rhode Island, bayi prematur seringkali tumbuh menjadi anak yang kurang sehat dan menghadapi risiko masalah jantung yang lebih besar daripada anak-anak lain. Mereka juga cenderung akan mengalami masalah secara sosial. Kesimpulan ini didapat setelah mengamati lebih dari 200 bayi prematur selama 21 tahun.

Menurut ketua peneliti, Mary Sullivan, profesor keperawatan di universitas tersebut, berat lahir yang sangat rendah, penghambilan darah berulang, pembedahan, dan masalah pernafasan, bisa memengaruhi kadar stres pada orang-orang yang dulunya lahir prematur. Sumber stres semacam ini bisa memproduksi hormon kortisol yang lebih tinggi, yang mempengaruhi pengaturan metabolisme, respons kekebalan, dan sirkulasi darah.

Semakin kurang berat lahir bayi, semakin tinggi risikonya, demikian menurut Sullivan, yang juga profesor pediatri di Alpert Medical School, Brown University ini. Timnya mendapati bahwa bayi dengan berat lahir sangat rendah memiliki kondisi paru-paru yang paling lemah dan tekanan darah yang lebih tinggi. Bayi prematur dengan masalah medis dan neurologis meningkatkan risiko kondisi kesehatan akut dan kronis 32 persen lebih besar dibandingkan bayi dengan berat normal.

Ditambahkannya pula, bayi lahir prematur yang tak punya masalah medis -khususnya bayi laki-laki- masih akan bergulat secara akademis. Mereka cenderung mengalami masalah ketidakmampuan belajar, mengalami kesulitan dengan matematika, dan membutuhkan lebih banyak layanan di sekolah ketimbang anak-anak yang dulunya lahir dengan normal.

Penemuan ini sangat penting bagi para orangtua, perawat di unit perawatan intensif, guru dan staf di sekolah, dan penyedia perawatan primer. "Dengan mengidentifikasi masalah yang akan dihadapi anak-anak yang (dulunya) lahir prematur dalam masa kecilnya, remaja, hingga dewaswa, kita akan lebih siap untuk mengambil langkah yang meringankan pengaruhnya," papar Sullivan.

KOMPAS.COM

Tidak ada komentar:

INFO KESEHATAN © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: gold bola