Minggu, 06 Februari 2011

Kebenaran dibalik Konspirasi Kesehatan Internasional

Konspirasi Internasional
dakwatuna.com – Konspirasi merupakan sebuah gerakan terselubung yang dikendalikan oleh segelintir orang yang berada di tingkat elit dalam kekuasaan dunia. Konspirasi ini digerakkan oleh tangan-tangan terselubung dalam perkumpulan rahasia yang tersusun rapi. Bahkan mereka yang berada dalam perkumpulan tersebut yang sudah lama terjun dalam organisasi tidak sama sekali mengetahui ada bahaya yang selalu mengintai mereka yang keberadaannya dapat dirasakan tapi tidak bisa dibuktikan dengan kebenaran yang nyata. Benar apa adanya, dunia ini sekarang dikendalikan oleh kekuatan yang tidak dapat dibayangkan . Kekuatan itu dikuasai oleh tangan-tangan tersembunyi.
Pejuang nasionalis Italia, Giuseppe Mazzini (1800-1872) berkata, “Kami ingin bisa menghadapi setiap bahaya, tapi di sana terdapat bahaya terselubung yang mengintai kita. Dari mana bahaya itu datang dan dimana mereka bersembunyi tidak seorang pun tahu, sebab bahaya itu adalah perkumpulan rahasia yang tersusun rapi. Bahkan orang yang telah lama berada terjun di dalam organisasi itu juga tidak mengetahui ada kekuatan gaib di sekitar mereka.”
Cikal bakal munculnya konspirasi sudah sejak lama lahir pada zaman Nabi Musa dan bertahan lama lebih dari 3000 tahun lamanya. Konspirasi bergerak dalam berbagai aspek kehidupan manusia di bidang politik, budaya, ekonomi, sosial dan tentu saja kesehatan global untuk mencapai tujuan mereka dalam menguasai dan memimpin dunia.
Resesi global yang sekarang sedang terjadi bukanlah seperti yang saat ini dipersepsikan, tapi ada semacam permainan konspirasi untuk memulai peperangan dalam mengacaukan dunia. Depopulasi umat manusia sangatlah perlu diberlakukan untuk keseimbangan kuantitas penduduk bumi agar dapat dikendalikan oleh kelompok konspirasi. Faktanya pertumbuhan populasi umat Muslim yang mencengangkan tidak dapat dibendung dengan semestinya. Inilah yang membuat konspirasi bekerja keras meningkatkan kemajuan populasi mereka dan melakukan berbagai cara untuk mensukseskan depopulasi umat manusia.
Konspirasi Kesehatan Global
Sektor kesehatan merupakan faktor penting dalam mewujudkan depopulasi umat manusia. Sektor kesehatan ini dapat melapangkan depopulasi umat manusia karena melibatkan berbagai program yang sudah lama telah digulirkan yaitu; pandemi virus mematikan, Codex Alimentarius, penyebaran fluoride dan aspartame serta kontrol makanan dalam bisnis distribusi dan peternakan. Program ini dilakukan untuk mencapai depopulasi umat manusia dalam melenyapkan sepertiga hingga 90% populasi umat manusia.
Pandemi virus merupakan hal yang lumrah sudah diketahui pada dunia sekarang ini. Salah satunya ialah virus HIV yang menyebabkan AIDS, virus H5N1 yang menyebabkan flu burung, virus H1N1 yang menyebabkan flu babi yang telah menjadi pandemi di hampir seluruh masyarakat dunia luas, terutama negara-negara berkembang dan negara dunia ketiga seperti negara kita, Indonesia.
Dalam jurnal kesehatan Phoenix 65, seorang peneliti virus bernama Hatonn menulis bahwa AIDS sebenarnya bukan berasal dari kera Afrika yang selama ini diduga kuat telah mengalami mutasi. AIDS adalah plague yang dibentuk di laboratorium virus dengan mencampur genom sapi ternak dengan virus domba. Jelas virus ini diproduksi dan dikembangkan untuk disebarkan ke masyarakat luas untuk menimbulkan pandemi virus. Dalam sebuah studi kasus di New York terlihat bahwa pola pengidap AIDS ternyata sama dengan mereka yang terjangkit hepatitis B. Pada sekitar pertengahan tahun 1995, ditemukan penyebaran vaksin hepatitis di Amerika yang terkontaminasi virus AIDS dan ini melibatkan perusahaan besar Baygon.
Kasus konspirasi kesehatan yang paling menghebohkan adalah ketika perusahaan besar Baxter Internasional terlibat dalam kasus penyebaran vaksin yang tercampur virus flu burung di 18 negara di Eropa, Indonesia dan Vietnam. Serta kasus perusahaan Bayer yang menginfeksi virus HIV dalam kontainer vaksin hemofilia dan hepatitis B di Amerika yang menunjukkan bahwa kedua perusahaan besar ini terlibat dalam konspirasi kesehatan untuk menyebarkan pandemi virus di masyarakat luas.
Institusi besar di bawah PBB yang selama ini dipercaya dalam menangani kesehatan global yaitu WHO, ternyata juga melakukan konspirasi kesehatan untuk melapangkan depopulasi umat manusia. Program yang mereka lakukan adalah menyebarkan berbagai macam penyakit dan zat kimia berbahaya melalui makanan dan produk konsumsi yang diatur oleh Codex Alimentarius.
Pada tahun 2009 lalu, WHO dan FAO menyusun kembali standar kualitas makanan dan minuman di bawah kendali Codex Alimentarius yang menyatakan bahwa setiap kegiatan produksi makanan dan minuman harus diatur ketat dan terstruktur oleh komisi Codex Alimentarius. Tujuan utama mereka adalah menyebarkan penyakit dan pembunuhan besar-besaran umat manusia menggunakan material zat kimia sederhana yang dikonsumsi manusia secara berkesinambungan setiap harinya. Dua dari beberapa material yang paling penting dan paling banyak digunakan adalah fluoride dan aspartame. Dua bahan kimia yang sering ditemukan dalam barang-barang konsumsi manusia dalam kebutuhan hariannya.
IEssay 7/5/2010 | 24 Jumadil Awal 1431 H | Hits: 2.542 Oleh: Ahmad Wali Radhinilah bukti 
konspirasi kesehatan yang selama ini tersembunyi. Konspirasi untuk mensukseskan program depopulasi umat manusia. Lalu siapakah pelaku dibalik konspirasi kesehatan yang telah terjadi??? Merekalah para zionis Yahudi yang telah lama merencanakan segalanya dengan teratur dan rapi sejak ribuan tahun lalu. Untuk mewujudkan tatanan dunia baru  di masa depan dimana dunia hanya dikuasai oleh pemerintahan tunggal, yaitu umat Yahudi.
Umat Yahudi saat ini berada di puncak tertinggi kekuasaan dunia. Entah itu di Amerika maupun Eropa hingga Asia. Mereka telah menguasai segala aspek kehidupan manusia di Bumi ini. Pada akhirnya akan tersisa dua kekuatan besar, zionis Yahudi dan Kekhalifahan Islam. Mereka para Yahudi sedang berusaha keras untuk menurunkan populasi umat Islam di Bumi. Tapi nyatanya pertumbuhan populasi umat Islam jelas terlihat lebih pesat. Ini terlihat pada pertumbuhan populasi mereka di Amerika dan Eropa yang membentuk Kekhalifahan Islam. Jika depopulasi umat manusia ini ditujukan kepada umat Islam, maka kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kuantitas umat Islam terbesar di dunia akan terus menjadi incaran. Bukalah pikiran seluas mungkin. Apa yang terjadi pada dunia saat ini???

Multifungsi dan Multimanfaat Olah Raga

Olah raga bukan masalah sempat atau tidak sempat. Tapi masalah mau atau tidak mau

Kapankah terakhir kali kita berolah raga? Tadi pagi, seminggu lalu, sebulan lalu, ataukah tahun lalu ketika lomba tujuh belasanJ? Ketika saya diajak ikut bermain voli dalam rangka menyambut Milad UII (meskipun akhirnya tidak jadi karena permainan saya terlalu “parah”), saya sangat sedih ketika menyadari bahwa ternyata saya terakhir kali bermain voli sekitar 10 tahun yang lalu, yaitu ketika pelajaran olah raga di SMU! Namun demikian, saya masih sangat bersyukur karena terakhir kali saya terakhir berolah raga bukan 10 tahun yang lalu, melainkan tadi pagi, karena saya selalu menyempatkan diri untuk bersenam, baik di aerobic/fitness center maupun di rumah, baik sambil menggendong anak sekalipun.
Jika kita jarang atau bahkan tidak pernah berolah raga, kini saatnya untuk mulai melirik kepadanya dan bergerak menuju olah raga yang Anda suka. Mengapa? Karena saat ini berbagai penelitian telah banyak ditemukan mengenai khasiat mujarab dari olah raga. Terlebih, tak hanya bagi tubuh, olah raga juga merupakan aktivitas yang bergizi bagi status psikologis (jiwa), dan juga hubungan sosial kita.
Bagi tubuh, olah raga merupakan salah satu bagian dari gaya hidup anti penuaan. Artinya, jika kita rajin berolah raga, usia biologis kita (usia tubuh saat ini) tidak akan lebih tua, atau bahkan menjadi jauh lebih muda dari usia kronologis Anda (umur sekarang dikurangi tahun lahir). Olah raga juga akan meningkatkan kapasitas paru-paru Anda, membuat jantung bekerja dengan lebih baik (hal ini membereikan efek pada sistem pembuluh darah), meningkatkan HDL, menangkal radikal bebas, meningkatkan uptake oksigen ke dalam sel, dan lain-lain.
Bagi jiwa, olah raga juga memberikan efek yang positif. Selain mengalami hiperventilasi (kita jadi terengah-engah) dan hipersekresi (berkeringat banyak), pada tingkatan tertentu kita juga akan mengeluarkan semacam morfin yang diproduksi secara alami oleh tubuh, yang biasa dikenal dengan endogen morfin atau endorfin. Hasilnya, akan timbul perasaan senang, tenang, dan bahagia.
Sebagai manusia, kita tidak lepas dari masalah. Sedikit banyak olah raga juga bisa membantu seseorang berlepas dari, atau melepaskan masalah yang sedang dihadapinya. Salah seorang dokter dosen saya dahulu, misalnya, mengatakan bahwa setelah bermain badminton, ia merasa sangat puas dan rileks. Karena ketika mengayunkan raket, yang ia bayangkan untuk ia “tamplek” bukan bola, melainkan istri yang hari itu mungkin sedang memarahinyaJ, atasan atau rekan kerja yang sedang bermasalah dengannya, dll. Jadi, kita keluar dari ruangan olah raga dengan perasaan lepas dari beban masalah.
Dalam sebuah majalah online di Amerika, terdapat pula tulisan berjudul “Rahasia Lelaki yang Tidak Diketahui Wanita”, yang didalamnya dikatakan bahwa olah raga atau aktivitas hobi lain yang dilakukan suami, secara sadar atau tidak sadar bisa juga dimaksudkan untuk sejenak berlepas dari tetek bengek rumah tangga (istri dan anak-anaknya). Entah benar atau tidak menurut para laki-lakiJ. Yang jelas saya sendiri sebagai perempuan yang merasa sangat repot bekerja sambil mengasuh bayi, merasakan kesenangan yang amat sangat ketika bisa “cuti” dari pekerjaan dan anak selama 1 jam melakukan senam aerobic, dan juga karena olah raga membantu memberi saya waktu untuk mencintai diri saya sendiri.
Manfaat psikologis lainnya juga bisa didapatkan dari olah raga yang bersifat kompetisi adalah kepuasan ketika menang. Kemenangan memberikan perasaan mampu, mengatakan pada diri kita bahwa kitalah yang terbaik, dan itu juga merupakan vitamin bagi jiwa kita. Sama halnya dengan mengapa Teka teki silang menjadi begitu digemari, bahkan dalam Oprah dikatakan bahwa Bill Clinton juga sangat menyukai mengisi TTS di surat kabar. Jawabnya adalah karena ada kepuasan tersendiri setelah berfikir keras dan akhirnya kita berhasil menemukan jawabannya. Sebuah perasaan “Yes!”. Demi mengejar keasyikan bermain dan memenangkan permainan olah raga, seorang rekan saya, profesor termuda UGM yang gemar bermain tenis, bahkan menjanjikan hadiah uang 50.000 bagi lawan yang bisa mengalahkannya. 
Selain untuk tubuh dan jiwa, olah raga juga memberi manfaat bagi kehidupan sosial kita. Tentu saja karena dalam berolah raga kita akan bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain. Bahkan, olah raga jalan kaki sekalipun, kita juga bisa bertemu dan beramah tamah dengan orang lain. Seorang teman saya, padahal ia seorang dokter, rela menjadi pemungut bola tenis demi mendapat perhatian dan kesempatan untuk mendekati seorang penting yang ia ketahui memiliki hobi bermain tenis.
Namun, sebenarnya, semua tergantung pada diri kita juga apakah akan memanfaatkan kesempatan bersilaturahim (menjalin hubungan kasih sayang) dengan orang lain atau akan melewatkannya begitu saja. Banyak juga peserta fitness center yang saya lihat datang, senam, lalu pulang tanpa menyapa siapapun. Namun, saya bersyukur karena setidaknya saya mengenal minimal 1 orang baru setiap harinya dan akhirnya mendapat banyak manfaat dari mereka dari tukar pengalaman dan obrolan yang tidak bersifat sia-sia. Selain memperpanjang umur, jaringan persaudaraan yang kita bangun akan memberikan feedback yang positif kepada kita, meskipun tidak sekarang. Karena saya percaya bahwa hidup dan hubungan sosial itu seperti menabung. Semakin banyak kita menabung, nanti kita akan menuainya sendiri, meskipun tidak kita duga. Efek sosial ini pulalah yang membuat lomba-lomba olah raga menjadi bagian yang menyemarakkan kegiatan-kegiatan besar seperti tujuh belasan, milad/ulang tahun organisasi atau institusi, dan lain-lain. Kecuali kita berolah raga sendiri di dalam rumah atau diruang tertutup, maka kita akan mendapatkan manfaat sosial dari olah raga ini. Jadi, sudah siap untuk berolah raga? Jika jawaban kita seperti ibu-ibu jamaah pengajian saya, “Ah saya kan sudah mencuci, berjualan di pasar, bekerja macem-macem, dll, itu kan olah raga juga!”. Saya katakan itu salah, karena itu tidak bisa dipersamakan dengan olah raga. Jika jawaban kita adalah “Saya tidak sempat, sangat sibuk, dll”, maka saya setuju pada ungkapan yang ditulis dalam sebuah buku karya Kathy Peel “Manajer Keluarga”, yaitu bahwa “olah raga bukan masalah sempat atau tidak sempat. Tapi masalah mau atau tidak mau.” Jadi, mengapa tidak mulai membuat prioritas waktu dan mulai berolah raga sekarang (Yogyakarta, 20 Juni 2008)

Tekanan Darah Yang Lebih Bervariasi = Risiko Stroke

Peta pikirannya bisa segera saya tangkap dan saya buat secara kilat. Intinya, pertama, tekanan darah yang lebih bervariasi lebih berisiko mengalami stroke pada pasien hipertensi (demikian pula dengan risiko Transient Ischemic Attack). Kedua, terdapat golongan obat tertentu yang lebih baik dalam mengurangi variabilitas tekanan darah (Ca antagonis dan diuretik). Seperti yang dikatakan berbagai komentar mengenainya, temuan ini “compelling”, akan sangat bermanfaat, dan bisa menjadi fondasi penting yang membawa perubahan pada praktek sehari-hari. Wuaah, alhamdulillah, akhirnya ngantuk saya hilang juga:-). Here is the map. Click to view a larger picture:

INFO KESEHATAN © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: gold bola